HIJRAH, MILLENNIUM BARU DAN KEBANGKITAN

Masih segar dalam ingatan kita, pada akhir tahun 1979 diadakan pelbagai perayaan dan pesta untuk menyambut ketibaan abad XV Hijrah. Negari muslim, termasuk Indonesia dan Malaysia gegap gempita menyambutnya. Mengapa abad ini dianggap begitu istimewa ? Ternyata ia berkaitan dengan isu yang tersiar bahwa abad XV Hijrah merupakan "Abad Kebangkitan Umat Islam". Sejak awal 1980-an pelbagai kegiatan keIslaman diadakan. Masjid-masjid dibanjiri remaja, bahkan banyak di antaranya mahasiswa pelbagai fakulti non Islam, buku-buku keIslaman mendominasi pasar sehingga muncul penerbit-penerbit yang mengkhususkan diri mencetak buku-buku Islam. Gejala seperti ini sudah tentu menggembirakan, namun setelah 21 tahun berselang, adakah perkembangan itu berlanjutan dan membuahkan hasil ?

Realiti di Penghujung Abad

Jika kita lihat keadaan muslim di penjuru dunia saat ini, kita akan mendapati gambaran yang menyedihkan. Mulai dari ratusan ribu muslim Kosovo yang diusir dan dianiaya secara keji oleh bangsa Serbia serta dipermainkan oleh NATO, sehingga kaum muslimin Iraq yang dihimpit musibah berganda, derita serangan bersenjata Amerika dan pemerintahan zalim Saddam. Diramalkan pula bahawa menjelang akhir tahun ini dua pertiga penduduk Indonesia (sekitar 150 juta muslim) akan hidup di bawah garis kemiskinan, sungguh ironik mengingatkan negeri ini terkenal dengan limpahan kekayaan alamnya dan sumber daya manusianya. Masih berderet lagi realiti pahit yang boleh disebut tentang umat yang dulu pernah menjadi rujukan peradaban manusia selama lebih dari 13 abad. Sebahagian muslim yang lain, bernasib (sedikit) lebih baik. Mereka tidak ditimpa kelaparan atau penganiayaan secara fizikal, namun terlena dengan peningkatan taraf hidup yang dicapai dan merasa tenteram hidup di bawah pemerintahan yang tidak Islami, muslim di Brunei, Malaysia, Arab Saudi adalah beberapa contohnya.

Ketika kaum kafir penuh bersemangat menyongsong millennium baru dengan memacu pelbagai perkembangan di bidang teknologi, melancarkan propaganda demi memperoleh pengaruh lebih luas di dunia antarabangsa, menyusun kekuatan ekonomi dengan membuat pelbagai perjanjian, majoriti muslim hanya menjadi penonton yang sering tidak memahami jalan cerita. Bicara soal kebangkitan, tidak diragukan sejumlah besar muslim akan memberi tanggapan sinis atau skeptis. Serentetan pertanyaan tentang apakah itu kebangkitan umat Islam dan bagaimana cara mewujudkannya, menjadi seruan tak berbalas. Bak bertepuk sebelah tangan, baik da’i mahupun umat menjadi saling bertanya, lalu apakah yang harus dilakukan ?

Belajar Dari Sejarah

Keutamaan manusia dari makhluk yang lain adalah akalnya. Dengan mengerahkan potensi berfikir yang dimilikinya ia mampu meraih kesejahteraan dan kesenangan. Tidak hairan jika keunggulan suatu umat atas umat yang lain bergantung pada tingkat kemampuan berfikirnya. Jatuh bangunnya suatu bangsa pun ditentukan oleh kualiti pemikiran manusianya. Jika telah terjadi revolusi atau pencerahan berfikir dalam suatu umat, tak lama kemudian akan diraih pelbagai penemuan ilmiah, yang seterusnya akan mendorong kemajuan teknologi. Produksi teknologi yang dikelola dengan perhitungan dan kebijakan yang tepat akan menciptakan peningkatan ekonomi. Taraf ekonomi yang baik akan memungkinkan bangsa tersebut membangun gaya hidup yang mandiri, bebas dari pengaruh pihak lain dan bahkan mampu melakukan pelbagai upaya untuk mendapatkan pengaruh yang lebih luas di dunia antarabangsa. Dengan demikian kebangkitan berfikirlah yang seharusnya menjadi langkah awal membangkitkan umat dan bukannya faktor-faktor material yang artifisial, bahkan dekoratif, seperti halnya membangun masjid-masjid megah, festival dan pameran Islam, seni Islam dan sebagainya, sekalipun perkara tersebut bukanlah termasuk suatu yang haram dilakukan. Ada beberapa contoh yang boleh dikemukakan berhubung hal ini.

Melalui revolusi Bolshevik tahun 1917, dengan fikrah (pemikiran) Dialektika Materialisnya, Lenin berhasil membawa penganutnya merobohkan kekuasaan para Tsar di Rusia, kemudian membangun Rusia yang (pernah) menjadi negara ‘adidaya’. Dunia Arab bangkit di abad ke-7 dengan fikrah Islam yang dibawa Muhammad SAW sehingga memberikan kesejahteraan tidak hanya di jazirah Arab melainkan di seluruh wilayah pemerintahan Islam di masa kejayaannya selama 10 abad.

Dalam perkembangannya kemudian Sosialisme Rusia mahupun Komunisme Cina (yang tak jauh berbeza dalam prinsip ajaran) menampakkan berbagai kepincangannya dan amat mudah mengesan keresahan rakyatnya. Keduanya kemudian sepakat untuk menganut Kapitalisme sebagai kompromi untuk memenuhi tuntutan rakyatnya ; Rusia dengan Glastnost, Perestroika dan Demokraziya, sedangkan Cina dengan Gaise dan Mentingdu. Kelemahan sosialisme telah terbukti sehingga menyebabkan bangsa penganutnya rapuh dan terjerembab dalam malapetaka kehancuran. Pertistiwa ini hanya menjadi bukti kelemahan pemikiran/aturan buatan manusia, betapapun ‘genius’ pengasasnya, ia hanya akan memberikan kebangkitan sementara yang segera pupus meninggalkan penderitaan.

Harapan Kebangkitan

Pemikiran/ideologi yang saat ini paling kuat adalah Kapitalisme, yang diasuh dan dipropagandakan oleh AS ke seluruh dunia. Ideologi ini, dengan berbagai manifestasinya (termasuk liberalisme, individualisme, demokrasi, sekularisme) pun sudah menunjukkan bukti-bukti kerosakannya. Pelbagai contoh boleh kita sebut mulai dari kekacauan sistem sosialnya, chaos gaya hidup, terungkapnya tipu helah politik mereka, melemahnya kawalan sosial dan sebagainya. Faktor yang memperlambat kehancuran mereka adalah masih adanya sejumlah muslim yang rela tunduk taat, hormat, percaya, menerima tawaran pertolongan mereka yang penuh tipu daya, kagum akan keberhasilan teknologi yang mereka capai, rendah diri sebagai muslim yang dicap warga negara berkembang dan keengganan meniru sikap muslim generasi awal yang tegas dan percaya diri akan kemuliaan muslim atas kaum kafir.

Terdapat bukti-bukti yang jelas bahawa kaum muslimin akan meraih kebangkitan buat kali kedua. Janji-janji Allah tentang hal ini disampaikan dalam bentuk khabar dari Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya permulaan (sejarah) agama kalian adalah kenabian dan rahmat, yang berlangsung sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah yang Maha Mulia mencabut kenabian itu, lalu akan muncul pemerintahan yang zalim, pemerintahan ini akan berlanjutan selama Allah menghendakinya. Setelah itu Allah menghilangkannya. Kemudian akan muncul pemerintahan diktator, dan akan berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Allah melenyapkannya. Kemudian akan muncul (kembali) khilafah yang mengikuti method Nabi, memerintah manusia berdasarkan sunnah Nabi, sehingga Islam menyebar luas di permukaan bumi, penghuni langit dan bumi pun meredhainya, sehingga tak ada lagi air hujan yang tersisa di langit sebab semuanya diturunkan baginya, dan tidak tersisa lagi potensi bumi sebab semuanya dikeluarkan untuknya "(HR AL Bazzar dan Abu Daud)

Kaum muslimin pun akan mengalahkan Yahudi untuk kali keduanya, demikianlah sabda Rasulullah SAW :

"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kaum muslimin memerangi Yahudi. Kaum muslimin akan menggempur mereka sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik-balik batu dan pepohonan. Batu dan pohon-pohon itu lalu berkata : ‘Hai muslim, hai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku. Ke sinilah dan bunuhlah ia !’, kecuali pohon Gharqad, kerana sesungguhnya pohon itu termasuk pohon Yahudi " (HR Bukhari)

Rom pun akan ditakluk sebagaimana Konstantinopel telah ditaklukkan sebelumnya, hal ini secara implisit dikhabarkan dari Rasulullah SAW :

Abdullah bin Amru bin Ash berkata : ketika kami sedang mencatat di sekeliling Rasulullah SAW, beliau ditanya :’Kota manakah yang ditaklukkan lebih dahulu, Konstantinopel ataukah Rom ?’ Rasulullah SAW bersabda : ‘Kota Heraclius (Konstantinopel) ditaklukkan lebih dahulu’(HR Ahmad)

Sebelum itu pun Allah pernah menjanjikan Rasulullah bahwa jazirah Arab akan ditakluk, begitu pula Mesir, Rom dan Konstantinopel, bahkan penaklukan Konstantinopel telah dikhabarkan sekitar lapan setengah abad sebelum terjadinya. Dan itu semuanya telah terwujud. Demikian pulalah janji Allah akan kebangkitan yang kedua kali, sesungguhnya janji Allah adalah benar.

Khatimah

Jika kita benar-benar mengimani wahyu Allah tentu kita memiliki sikap optimis akan kebangkitan, wujudnya adalah keterlibatan dalam usaha meraih kebangkitan umat. Bukanlah musuh-musuh Islam yang akan menghadiahkan, melainkan umat Islam sendirilah yang harus memperjuangkannya, sejak detik ini.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan (sebab-sebab kemunduran) pada diri mereka " (QS Ar Ra’d 11)

Semoga di awal tahun 1421 H ini kita semakin terlibat dalam perjuangan kebangkitan umat, dalam bentuk :

  1. meningkatkan kesedaran dan kepekaan terhadap nasib kaum muslimin di seluruh dunia
  2. mempelajari Islam secara intensif, berkelompok dan sendirian, dengan keutamaan rujukan ulama salaf
  3. terlibat dalam dakwah, yang bermakna menyampaikan Islam kepada kaum muslimin di mana sahaja, termasuk orang-orang terdekat, agar umat mengamalkannya. Perbincangan tentang masalah-masalah umat hendaknya dijadikan kebiasaan dan keperluan untuk mempertajam wawasan.
  4. mempelajari sejarah perjuangan Nabi, sejarah kejayaan dan pemerintahan Islam, sejarah kejayaan dan kejatuhan berbagai bangsa
  5. mempersiapkan generasi mendatang agar lebih cepat menerima Islam dengan pembinaan remaja mahupun anak-anak.
  6. Mempersiapkan umat Islam yang akan memberikan bai’at ketaatan mereka kepada Daulah Islam (Khilafah) yang akan tertegak pada bila-bila masa tanpa mengira batas bangsa mahupun warna kulit.
  7. Melibatkan diri dengan jama’ah yang memperjuangkan Islam sebagai ideologi dengan thariqah dan matlamat yang jelas tanpa melibatkan diri dengan mana-mana sistem kufur seperti Demokrasi dan etc.

 

International Islamic and Development Studies