MUSLIM AMBON MENJERIT

Dalam kedukaan kita menerima berita kematian si Tenang, kita terlupa bahawa ada tragedi yang lebih menyayat hati yang berlaku ke atas saudara kita yang berada di luar sana, di luar batas sempadan yang diciptakan oleh penjajah untuk merosakkan kesatuan umat yang terbaik ini, biarlah kita meratap pada tempatnya, apakah sebuah tangisan untuk si Dugong itu lebih bermakna dari tragedi yang menimpa kaum Muslimin? Sudah tentu tidak. Tragedi pembunuhan dan pengusiran kaum muslimin oleh orang-orang kafir Serbia di wilayah Bosnia dan Kosovo belum lagi luput dari ingatan kita berbagai-bagai ancaman yang dikeluarkan oleh NATO kepada pihak Serbia, tetapi yang tinggal hanyalah ancaman demi ancaman dan serangan yang pastinya serangan yang tidak dapat menghentikan kekejamam puak serb malahan memburukkan lagi keadaan. Kemudian muncul peristiwa yang menimpa kaum muslimin di kota Ambon. Rusuhan yang bermula ketika kaum muslimin sedang merayakan Aidil Fitri lalu hingga kini belum ada tanda-tanda berhenti. sukar dibantah, motif rusuhan sudah sangat berbau ‘religious’ (Sabili,No.17.thn.VI). Sumber-sumber yang dihubungi Sabili mengutip -Rusuhan bermula dari insiden yang dialami oleh seorang muslimah berjilbab(berjubah) yang sedang hamil. Ia dihalang oleh sekelompok perusuh Kristian semasa melintasi Jalan Ksatria, Batumerah Dalam. Perusuh tersebut memaksa si muslimah agar membuka jilbab dan seluruh pakaiannya. Kerana menolak, wanita hamil itu langsung ditendangi (ibideam). Kes penelanjangan wanita berjilbab di Batumerah itu dibantah oleh Setiausaha Agong PGI (Persatuan Gereja Indonesia), di Jakarta.

Ada satu kes, di mana sekelompok orang, termasuk beberapa diantaranya yang diduga perilaku polis -kelmarin sekitar pukul 05.00 WIT- menyerang kawasan Ahuru, Kodya Ambon. Mereka menyerang penduduk yang sedang melaksanakan sholat Subuh di Masjid Al Huda. Akibatnya, empat jamaah meninggal dan sejumlah orang lainnya cedera (Republika, 02/03/99). Pada hari yang sama serangan atas penduduk muslim juga terjadi di kawasan Kopertis Kodya Ambon yang menyebabkan lima orang meninggal dunia (ibidem). Yang terakhir seperti yang dilaporkan, lebih 200 orang terbunuh dalam pergaduhan antara penduduk Islam dan Kristian ( Utusan Malaysia, Rabu 23/03/99). Begitulah kekecohan yang berlaku di sebuah pulau yang didiami oleh lebih 180 000 penduduk Kristian dan Islam adalah kira-kira 130 000 orang.

Tindakan kejam dan biadab yang dilakukan warga Kristian Ambon terhadap kaum muslimin (terutama suku-suku pendatang yang berasal dari Bugis, Buton, Makassar), menunjukkan permusuhan mereka sangat mendalam. Dalam hal ini kaum muslimin tidak boleh berdiam diri, harus bertindak tegas dan keras menghadapi kejadian-kejadian yang mengancam kehormatan dan jiwa kaum muslimin, apalagi memusnahkan dan membunuh kaum muslimin yang sedang sholat di dalam masjid. Namun, bagaimana nas dan tuntutan syar’i terhadap kes-kes seperti itu, huraian berikut ini akan menjelaskan hukum-hukum Islam yang wajib difahami dan direalisasikan oleh kaum muslimin !

JIHAD FI SABILILLAH

Salah satu fikrah (idea) yang telah tertanam dengan aqidah kaum muslimin, dan yang amat ditakuti oleh musuh-musuh Islam dari kalangan kafir mahupun munafiq adalah fikrah Jihad Fi Sabilillah. Al-Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah saw telah mensyariatkan bagi kaum muslimin serta mendorong mereka untuk selalu menjalankan Jihad Fi Sabilillah. Sedangkan fungsi dilaksanakannya Jihad Fi Sabilillah antara lain :

  1. Untuk menyebarkan risalah Islam (melalui jihad yang dilakukan oleh Daulah Khilafah Islamiyah) dan meninggikan kalimat Allah di muka bumi, sebagaimana firmanNya :
  2. "Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah (kemusyrikan) dan hingga agama ini (yaitu Islam) hanya untuk Allah belaka." (Q.s. Al Baqarah: 193)

    "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari Kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam), yaitu dari kelompok Ahli Kitab hingga mereka membayar jizyah dan mereka tunduk (kepada hukum/kekuasaan Islam)." (Q.s. At-Taubah : 29)

    Sabda Rasulullah saw :

    "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimatullah, maka (itulah perang) di jalan Allah." (H.r. Bukhari dan Muslim).

  3. Untuk melindungi (membela) diri, menjaga harta dan kehormatan kaum muslimin. Firman Allah SWT : Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan Allah Maha Kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, kecuali mereka hanya berkata, Rabb kami hanyalah Allah" (Q.s. Al Hajj : 39)Sabda Rasulullah saw:

"Barangsiapa mati karena membela dirinya, maka ia (mati) syahid. Dan barangsiapa mati disaat membela hartanya, maka ia (mati) syahid. Dan barangsiapa mati membela kehormatannya, maka ia (mati) syahid." (H.r. Bukhari dan Muslim).

Dalam hal ini termasuk mengambil kembali tanah-tanah (negeri-negeri) kaum muslimin yang dirampas kaum kafir, menjaga dan mempertahankan harta dari serangan orang-orang kafir yang akan merampasnya. Termasuk dalam kategori harta di sini adalah menjaga dan mempertahankan rumah, tanah dan sejenisnya. Firman Allah SWT :

"… dan usirlah mereka (orang-orang kafir) dari tempat mereka telah mengusir kamu (kaum muslimin)… " (Q.s. Al Baqarah: 191)

4. Untuk melindungi/menolong kaum tertindas (mustadl’afiin). Firman Allah SWT :

  • "Mengapa kamu tidak mahu berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas (baik dari kalangan) laki-laki, wanita maupun anak-anak." (Q.s. An Nisa : 75). "(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka." (Q.s. Al Anfaal : 72)
  • JIHAD: SIAP!

    Wilayah Ambon dan sekitarnya adalah wilayah Islam dan tanah-tanah yang ada di kepulauan itu adalah milik kaum muslimin (termasuk tanah ‘Usyriyah). Jauh sebelum sang Imperialis Portugis masuk (akhir abad ke-15), wilayah Ambon berada di bawah kekuasaan Kesultanan Islam Tidore, Kesultanan Ternate, berjiranan dengan Kesultanan Islam lainnya di daerah Timur Kepulauan Indonesia seperti Kesultanan Buton, Bugis, Gowa, Banda dan sebagainya. Sedangkan kesultanan-kesultanan kecil itu tetap berada pada satu kesatuan Daulah Islamiyah Utsmani yang berkedudukan di Istanbul. Kemudian datang Imperialis Kafir Portugis, Inggeris hingga Belanda ke wilayah tersebut. Dengan taktik licik bertopeng dagang, mereka lalu menjajah wilayah Islam sekaligus menyebarkan ajaran kafir Kristian di tengah-tengah penduduk muslim. Sejak itulah di wilayah Nusantara muncul ajaran Kristian yang bertitik tolak dari daerah-daerah di Indonesia Timur.

    Maka secara syar’i dan ditinjau dari sudut sejarah, kaum muslimin amat berhak mengambil kembali tanah-tanah mahupun segala jenis harta yang sebelumnya dirampas oleh penjajah kafir. Lebih-lebih lagi pada saat sekarang, banyak rumah-rumah, tanah, mahupun harta milik kaum muslimin dihancurkan, dibakar, dirompak dan dirampas oleh orang-orang kafir. Mereka tidak puas hinggakan masjid-masjid dibakar dan dihancurkan, bahkan jamaah yang sedang menunaikan sholat dan beribadah kepada Allah dibunuh secara sadis.

    Jawapan terhadap jeritan kaum muslimin Ambon yang meminta pertolongan adalah melaksanakan Jihad Fi Sabilillah, membela dan menjaga kehormatan serta jiwa kaum muslimin, mengambil kembali harta serta tanah-tanah yang dikuasai dan dirampas oleh orang-orang kafir, sekaligus mengusir kembali mereka dari tempat-tempat yang sebelumnya adalah tempat tinggal kaum muslimin. Bukankah nas-nas di atas tadi sudah menerangkan dengan begitu jelas, yang menunjukkan perintah dan seruan dari Allah SWT dan Rasul-Nya, agar kaum muslimin tidak berpeluk tubuh, sibuk dengan urusan partinya mengatur strategi untuk memperoleh suara dalam pilihan raya umum, atas dasar bahawa itu dilakukan untuk membela kepentingan rakyat. Perhatikan firman Allah SWT :

    "Siapa saja yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu…." (Q.s. Al Baqarah : 194).

    "Mengapa kamu tidak mahu berperang di jalan Allah dan membela/memebebaskan orang-orang yang tertindas, baik (itu dari kalangan) laki-laki, wanita maupun anak-anak ….. " (Q.s. An Nisa : 75).

    Apakah ada lagi perkara yang lebih utama selain dari hal yang berkaitan dengan darah, harta dan kehormatan kaum muslimin, sehinggakan sebahagian besar umat melalaikannya? Sungguh amat menyedihkan jika kaum muslimin lebih sibuk dan sensitif dengan urusan kenaikan tarif telefon, atau menyibukkan diri dalam aktiviti persiapan parti menjelang pilihanraya dari pada keadaan dan nasib saudaranya di Ambon yang ketika ini dikejar-kejar dan dibantai ibarat binatang sembelihan !

    Sesungguhnya apabila umat tidak berbuat sesuatu atas penderitaan saudaranya, serta tidak peduli dengan ruhul jihad yang mengharuskan kaum muslimin memerangi mereka, mengusir kembali mereka serta mengambil kembali harta milik kaum muslimin yang dirampas orang-orang kafir, bererti umat rela menjadi kaum yang hina, yang harga darahnya lebih rendah dari harga kenaikan kadar tarif telefon, bahkan lebih rendah dari harga binatang. Rasulullah saw pernah bersabda melalui Anas bin Malik :

    "Akan datang atas manusia suatu zaman, di mana keadaan orang-orang mukmin saat itu lebih hina daripada (sekumpulan) domba (ternakkan)." (H.r. Ibnu Asakir)

    Benarlah kiranya nasihat Abu Bakar As Shidiq tatkala berpidato pada saat pengangkatannya sebagai Khalifah pertama kaum muslimin :

    "Tidak ada suatu kaum yang tidak mahu berjihad di jalan Allah, kecuali Allah akan menghancurkan mereka dengan kehinaan." (Lihat, Nidhomul Hukmi fil Islam, Taqiyuddin An Nabhani, hal.74, cet.III).

    Rasulullah saw telah melakukan tindakan tegas dan keras terhadap orang-orang kafir Yahudi dari Bani Qainuqa –yang sebelumnya terikat dengan perjanjian dengan kaum muslimin di kota Madinah sebagai sesama warganegara- iaitu memerangi mereka, dan mengusirnya ke luar wilayah Islam (kota Madinah). Sebabnya -bagi kita mungkin remeh- iaitu seorang muslimah yang pergi ke pasar Yahudi dipermainkan oleh seorang tukang sepuh emas Yahudi, hingga kehormatannya tersingkap. Lalu kejadian itu diketahui oleh seorang muslim yang langsung membunuh Yahudi itu. Akan tetapi kemudian giliran si muslim itu yang dibunuh beramai-ramai oleh orang-orang Yahudi di pasar tersebut (lihat Sirah Ibnu Hisyam, jilid II, hal 48).

    Dengan demikian selayaknyalah jika kita -kaum muslimin- diperlakukan sewenang-wenangnya oleh orang-orang kafir, tidak berdiam diri melainkan menunjukkan sikap seperti halnya seorang muslim di atas yang menjaga kemuliaan dan martabat saudaranya yang muslimah dengan membunuh orang Yahudi tadi. Oleh karena itu kaum muslimin hendaknya tidak perlu menunggu waktu satu atau dua minggu lagi, apalagi berbilang bulan untuk membantu saudaranya yang diusir dari kampung halamannya, hartanya dirampas, kehormatannya dilanggar, jiwanya dikorban oleh orang-orang kafir yang jelas-jelas memusuhi kaum muslimin. Umat harus segera menyingsingkan lengan menjalankan Jihad Fi Sabilillah bagi melindungi jiwa, kehormatan dan harta kaum muslimin, begitu pula untuk mengambil kembali wilayah-wilayah Islam yang dirampas dengan keji oleh orang-orang kafir, serta untuk melindungi kaum mustadl’afin (lemah dan tertindas) yang berada di tengah-tengah kebuasan orang kafir.

    KHATIMAH

    Allah SWT telah mempersaudarakan sesama muslim, kerana kesamaan aqidah (yaitu aqidah Islam). Seorang muslim dengan muslim lainnya umpama satu bangunan yang kukuh, seperti juga satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuhnya sakit, maka -seolah-olah- akan dirasakan penderitaannya oleh seluruh anggota tubuh, sebagaimana sabda Rasulullah saw :

    "Perumpamaan seorang mukmin (dengan mukmin lainnya) dalam hal cinta kasih dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila (ada) salah satu bagian tubuhnya menderita (sakit), maka (akan dirasakan) oleh seluruh bagian tubuh lainnya dengan panas dan demam." (H.r. Bukhari dan Muslim).

    Lalu adakah kita menutup mata dan telinga dari jeritan warga muslimin Ambon yang diusir dari tanah-tanah mereka, yang dibakar dan dirampok harta mereka, yang dikejar dan dibantai sanak saudara mereka, yang dikepung dan terancam di kem-kem pengungsian. Apakah kita lupa dengan martabat dan sifat seorang mukmin sebagaimana firman Allah SWT:

    "Muhammad itu adalah Rasulullah, dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang-orang kafir, akan tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka (yang mukmin)….." (Q.s. Muhammad : 29)

    Menu Analisis Pilihan Halaman Utama IINDS Analisis Seterusnya

    International Islamic and Development Studies